Pesan Kiai Mutawakkil Pada Peserta Wisuda Santri SMA Unggulan Haf-Sa dan MA Model Zainul Hasan

GENGGONG- Sebanyak 156 santri kelas akhir SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan BPPT Genggong dan MA Model Zainul Hasan diwisuda Pada Rabu (05/06/24) di GOR Damanhury, Pesantren Zainul Hasan Genggong.

Ratusan peserta wisuda secara bergantian dikalungkan Samir oleh KH.Moh Hasan Mutawakkil Alallah, S.H.,M.M untuk santri putra. Sedangkan santri putri oleh Ning Hj. Hasanatud Doroini, S.Pd.I.

Kepala Sekolah, Ustadz M. Inzah, M.Pd.I dalam sambuatannya banyak menyampaikan progres SMA Unggulan Haf-Sa yang mengalami kemajuan signifikan. Salah satu buktinya, banyak anak didiknya yang memasuki jenjang kuliah dengan bekal yang didapat di sekolah.

Beliau juga mengatakan, jumlah alumni SMA Unggulan Haf-Sa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sangat meningkat. ”Sebagai kepala sekolah saya sangat bangga karena tahun ini dapat meluluskan 94 santri dan 64 santri diataranya diterima kuliah PTN di berbagai universitas di Indonesia,” ungkapnya.

Sementara itu, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH., M.M dalam pidatonya berpesan pada wisudawan wisudawati agar ilmu pengetahuan ataupun ilmu agama yang didapat harus didasari khasyyatullah, yakni takut kepada allah, sehingga ilmu yang didapat menjadi amal dan barokah.

Lebih lanjut beliau menuturkan, Maslahat (kesejahteraan, red) Santri Genggong dilihat dari modal agamanya. “Apabila kita tidak punya modal agama,maka ilmu yang didapat mudah terombang-ambingkan,jika modal agama kita kokoh maka hati akan kuat dan sabar menghadapi kerasnya ujian kehidupan,” pesannya.

Menurut beliau, ilmu yang didapat tapi tidak didasari pondasi agama tidak akan bermanfaat dan cepat terlupakan. “Banyak ahli ekonomi dan sarjanawan tidak mensejahterakan rakyat, banyak budayawan, malah dekadesi moral, ini karena tidak dibarengi dengan modal agama,” Tutupnya.
Beliau juga berpesan, agar para alumni menjaga tiga martabat penting dalam kehidupan. “Saya harap kalian dapat menjaga martabat ilmu dengan mengamalkannya, menjaga nama baik pesantren dan, menjaga martabat diri sendiri,” pesannya. (Gitt)